Header Ads

Deo Ahong : Bergesernya Arah Gerak Mahasiswa

 


Bergesernya Arah Gerak Mahasiswa

Oleh : Deo Ahong

Berbicara tentang gerakan mahasiswa tentu kita tidak lepas dari sejarah masa lalu gerakan mahasiswa. Kita lihat dari faktor sejarah pada tahun 1908 berdirinya BUDI UTOMO yang didirikan oleh seorang pemuda yang benama soetomo, BUDI UTOMO didirikan untuk melawan kolonialisme belanda, 1928 adanya sumpah pemuda, sebelum kemerdekaan adanya pristiwa renasdengklok yang dimana para pemda mennculik Sukarno untukk dengan cepat membacakan teks proklamasi, ada peristiwa MALARI (Malapetaka Lima Belas Januari) 1974, dan puncaknya pada tahun 1998 Reformasi, begitu banyaknya peran mahasiswa pada saat itu dan betapa ideal nya mahasiswa pada masa itu.

Sudah 22 tahun masa reformasi sepertinya gerakan mahasiswa sudah tidak lagi pada jalur nya. Peran mahasiswa sebagai agent of Change seperti mimpi di siang hari. Mahasiswa saat ini lebih senang duduk di cafe , duduk manis di pusat perbelanjaan dan lebih bangga nya mereka masuk dalam acara tv menjadi juru bicara. Disisi lain Kegiatan-kegiatan ke organisasian mahasiswa keberhasilan bagi mereka adalah ketika membuat event besar ataupun seminar-seminar nasional dengan mengundang tokoh papan atas demi untuk menaikkan pamor mereka.

Gerakan mahasiswa atau gerakan organisasi kemahasiswan sering sekali di setir oleh kepentingan kepentingan para aktor politik. Dan juga banyak dari se-kelompok orang yang mengatas namakan mahasiswa yang mengkampayekan calon-calon baik itu gubernur, wali kota, bupati, DPR , dan DPD. Bahkan banyak juga beredar gambar mahasiswa yang sedang ikut ber-kampaye dengan salah satu calon yang akan bertarung di di pesta demokrasi.

Sebenarnya tidak ada larangan ke ikut sertaan mahasiswa dalam kontestasi pemilu ataupun ikut mengkampayekan salah satu pasangan calon akan tetapi itu sudah mengkhianati indepent dan idealisme mahasiswa.

Yang lebih parahnya lagi adalah organisasi mahasiswa sudah dimasuk dalam kepentingan para calon yang akan ikut pertarungan dalam pesta demokrasi dan ikut berjuang mati-matian demi membela calon yang akan di menangkan.

Hal ini mengakibatkan, mahasiswa tidak lagi mengkritisi meski calon yang mereka dukung itu bersalah dan juga mahasiswa juga ikut menyerang lawan politik dari pasang calon yang mereka ddukung. Yang lebih mengerikan lagi adalah pasangan calon yang di dukung seakan-akan menjadi dewa, apapun yang mereka perintah, mahasiswa tersebut mau tidak mau harus mengikuti nya.

Bahkan aksi-aksi yang dibuat oleh mahasiswa terkadang hanyalah bentuk seremonial semata dan lebih gila nya lagi aksi tersebut di pergunakan untuk mencari pundi-pundi rupiah. Ada juga aksi titipan dari paslon yang mereka dukung untuk menyerang lawan politik nya.

Jika sudah seperti ini perubahan ke arah yang lebih baik untuk bangsa ini hanyalah sebuah ilusi semata jika para generasi mudanya saja sudah tidak lagi memiliki idelisme. Dan lebih baiknya lagi almamater nya di ganti saja dengan baju partai politik.


Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.