Header Ads

Sungai Rupit dan Rawas di Duga Tercemar, DLHP Muratara Langsung Bentuk Tim


LIPUTAN SILAMPARI.COM-Sungai Rupit dan Sungai Rawas di Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara) keruh berwarna kecokelatan, keruhnya dua sungai terbesar di Bumi Beselang Serundingan itu diduga sudah tercemar.

Kejadian ini menjadi atensi salah satu organisasi peduli lingkungan yaitu Organisasi Pemuda Langit Biru (OPLB) yang melaporkan hal tersebut Dinas Lingkungan Hidup dan Pertanahan (LHP) Kabupaten Muratara.

Organisasi peduli lingkungan ini mendesak dinas terkait mengambil langkah konkrit untuk menyelesaikan masalah sungai keruh.

"Masyarakat di mana-mana sudah mengeluh, dinas terkait harus segera bertindak, katanya harus ada laporan dulu, ini kami sudah melapor," kata Ketua OPLB Muratara, Senin (4/1/2021).

"Kami hanya sebagai penyambung lidah masyarakat, kebetulan organisasi kami konsen di lingkungan hidup," tambahnya.

Menurut dia, pencemaran Sungai Rupit dan Sungai Rawas sudah cukup mengkhawatirkan,  bahkan sebelum sampel air dilakukan uji laboratorium, pencemarannya sudah terlihat secara kasat mata.

"Secara kasat mata saja sudah jelas melewati ambang batas, air yang keruh itu begitu kita celupkan tangan langsung lengket, ini menandakan sudah tercemar," ungkapnya.

Ia memberikan waktu selama 7 hari kepada dinas terkait untuk mengambil langkah penyelesaian.

Bila tidak ada tindakan, Pihaknya akan melapor sungai keruh tersebut ke Forum Daerah Aliran Sungai (DAS) Sumatera Selatan.

Kepala Dinas LHP Muratara, Zulkifli melalui Kabid Penataan dan Pentaatan Lingkungan, Indrayani mengatakan akan segera membentuk tim.

Ia mengaku sudah banyak menerima laporan secara lisan terkait keruhnya Sungai Rupit dan Sungai Rawas itu.

"Dengan adanya laporan ini, maka kami akan membentuk tim, secara lisan memang sudah banyak masyarakat yang mengeluh," ujar Indrayani.

Cerita yang dia dapat dari beberapa warga, keruhnya air Sungai Rupit dan Sungai Rawas diduga akibat dari aktivitas tambang emas ilegal di hulu sungai.

"Di media sosial sudah viral, di media massa juga sudah ramai, kami akan turun langsung, apakah benar sungai itu keruh karena tercemar akibat aktivitas dompeng emas."

"Kalau kami sudah melihat langsung maka kami bisa mengambil tindakan selanjutnya, inilah yang kami harapkan, masyarakat ikut peduli, jangan diam saja," kata Indrayani.(Ajn)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.